PEMASARAN GLOBAL (STUDI KASUS PADA COCA COLA)
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
The Coca Cola Company
merupakan perusahaan minuman terbesar dunia, dengan manufaktur terbesar, serta
distributor dan pemasar yang memusatkan penjualan minuman non-alkohol dan sirup
di Dunia. Perusahaan Coca Cola mulai dikenal masyarakat melalui salah satu
produknya yang terkenal, yaitu Coca-Cola. Coca-Cola atau Coke adalah minuman
bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko, dan mesin pengecer di
lebih dari 200 negara. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal dan
paling luas penjualannya. Saingan utamanya adalah Pepsi.
Sejarah
Perusahaan Coca Cola
Rasa menyegarkan
Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth
Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah
yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai
Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama
Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk
periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir,
Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual
ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan
produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi
satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya
periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G.
Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892. Chandler
piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam
benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian
dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya
periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung
hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam
dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek
Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan
konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut:
"Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan
mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja
menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera
popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan
yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek
dagang terdaftar.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Pemasaran Global
Pemasaran global adalah proses menfokuskan sumber daya (manusia,
uang, aset fisik) dan tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh
kesempatan dan menanggapi ancaman pasar global.
Pemasaran global didasarkan pada orientasi geosentris dan berfokus
pada pemanfaatan aset, pengalaman, dan produk perusahaan secara global serta
pada melakukan adaptasi terhadap apa yang benar-benar unik dan berbeda dalam
setiap negara. Konsep ini mengakui budaya universal dan perbedaan pasar yang
unik. Keputusan untuk masuk pasar di luar negeri tergantung pada sumber daya
perusahaan serta sifat peluang dan ancaman yang dihadapi.
2.2 Masuk ke dalam
Pasar Global
Dengan komunikasi, transportasi, dan aliran keuangan yang lebih
cepat, dunia akan semakin mengecil dan cepat. Produk dan jasa yang dikembangkan
dalam satu Negara mendapatkan penerimaan antusias di Negara lain. Semakin banyak
Negara yang menjadi multibudaya, kebutuhan perusahaan harus dapat melintasi
batasan di dalam dan diluar Negara mereka.
1. Memutuskan untuk berekspansi ke
luar negeri.
Sebagian besar perusahaan lebih suka tetap beroperasi di dalam
negeri jika pasar domestic mereka cukup besar. Manajer tidak perlu mempelajari
bahasa dan hukum Negara lain, berhubungan dengan gejolak mata uang, menghadapi
ketidakpastian politik dan hukum, atau merancang kembali produk mereka untuk
memenuhi kebutuhan dan ekspektasi pelanggan yang berbeda. Bisnis akan lebih
mudah dan lebih aman. Sebelum mengambil keputusan untuk berekspansi ke luar
negeri, perusahaan harus menyadari dan mempertimbangkan beberapa resiko :
a. Perusahaan mungkin tidak memahami preferensi
asing dan bisa gagal menawarkan produk atraktif yang kompetitif.
b. Perusahaan mungkin tidak mengerti mengenai
regulasi asing dan mengalami biaya yang tidak diharapkan.
c. Perusahaan mungkin kekurangan manajer dengan
pengalaman internasional.
d. Negara asing dapat mengubah hukum
komersialnya, mendevaluasi mata uangnya, atau mengalami revolusi politik dan
menyita property asing.
2. Memutuskan pasar mana yang akan
dimasuki.
Saat memutuskan untuk berekspansi ke luar negeri, perusahaan harus
mendefinisikan tujuan dan kebijakan pemasarannya. Berapa perbandingan penjualan
internasional dengan total penjualan yang mereka cari? Sebagian besar
perusahaan mulai dari perusahaan kecil ketika berinvestasi ke luar negeri.
Beberapa perusahaan berencana untuk tetap menjadi perusahaan kecil, sedangkan
perusahaan lain mempunyai rencana yang lebih besar.
3. Berapa banyak pasar yang akan
dimasuki.
Perusahaan harus memutuskan berapa banyak Negara yang akan
dimasuki dan berapa cepat mereka berekspansi. Semakin banyak perusahaan
terutama perusahaan yang intensif teknologi dilahirkan global dan memasarkan ke
seluruh dunia sejak awal. Perusahaan juga harus memutuskan Negara-negara yang
akan dipertimbangkan. Daya tariknya dipengaruhi oleh produk dan berdasarkan
iklim geografis, penghasilan dan populasi, serta politik.
4. Pasar Negara maju versus pasar
Negara berkembang.
Salah satu perbedaan paling menonjol dalam pemasaran global adalah
perbedaan antara pasar Negara maju dan pasar Negara berkembang atau pasar yang
belum matang seperti Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Kebutuhan
dunia baru atau dunia berkembang yang belum terpenuhi merepresentasikan pasar
yang potensial yang besar bagi makanan, pakaian, tempat berlindung, elektronik
konsumen, peralatn rumah tangga, dan banyak barang lainnya. Pemimpin pasar
bergantung pada pasar Negara berkembang untuk mendorong pertumbuhan mereka.
Unilever dan Colgate menghasilkan 40% bisnis mereka dipasar yang sedang
berkembang.
5. Mengevaluasi pasar
potensial.
Sebuah perusahaan telah mengumpulkan sederet pasar potensial untuk
dimasuki. Bagaimana perusahaan itu memilih diantara mereka? Banyak perusahaan
lebih suka menjual ke Negara tetangga karena memahami Negara ini dengan lebih
baik dan dapat mengendalikan biaya mereka dengan lebih efektif. Tidak
mengejutkan bila dua pasar ekspor terbesar di AS adalah Kanada dan Meksiko,
atau perusahaan Swedia pertama kali menjual ke Negara Skandinavia tetangga mereka. Pada
lain waktu, kemiripan fisik menentuka pilihan. Banyak perusahaan AS lebih suka
menjual ke Kanada, Inggris, dan Australia daripada ke pasar yang lebih besar
seperti Jerman dan Prancis karena mereka merasa lebih nyaman dengan bahasa,
hukum, dan budayanya. Meskipun demikian, perusahaan harus cermat dalam memilih
pasar menurut jarak budaya. Selain melewatkan pasar yang lebih
potensial, perusahaan dapat terjebak melakukan analisis superfisal tentang
beberapa perbedaan nyata kunci antarnegara dan menerapkan tindakan pemasaran
yang dapat diprediksikan, kedua hal ini akan merugikan mereka
2.3 Cara utama
untuk memasuki pasar asing :
1. Ekspor Tidak Langsung Dan Langsung
Ekspor tidak langsung, yaitu perusahaan tersebut bekerja melalui perantara indepeden
pedagang ekspor berbasis dalam negeri (domestic based export merchant) membeli
produk dari produsen dan kemudian menjualnya keluar negeri. Jadi perantara atau
agen ini mencari dan menegosiasikan pembelian dari luar negeri dan mendapatkan
komisi. Ekspor tidak langsung memiliki dua kelebihan, yaitu : membutuhkan
ivestasi yang lebih kecil karea tidak perlu membentuk departemen ekspor, tenaga
penjualan diluar negeri atatu beberapa mitra dagang luar negeri. Kedua, ekspor
ini mengandung resiko yang lebih sedikit karena perantara pemasaran
internasional membawa pengetahuan dan jasa kedalam hubungan tersebut.
Ekspor langsung, yaitu perusahaan memutuskan untuk menangani ekspornya sendiri.
Investasi dan resikona lebih besar, tetapi demikian juga potensi keuntungannya.
Perusahaan dapat melakukan ekspor langsung dengan beberapa cara, yaitu :
- Departemen
atau divisi ekspor berbasis dalam negeri
- Cabang
penjualan atau anak perusahaan luar negeri
- Perwakilan
penjualan ekspor yang bepergian
- Distributor
atau agen berbasis luar negeri
2. Pemberian lisensi
Cara paling sederhana bagi produsen untuk terlibat dalam pemasaran
internasional, yakni pemberi lisensi (licensor) memberikan lisensi kepada
perusahaan asing menggunakan proses produksi, merek dagang, paten, rahasia
dagang atau sesuatu yang berharga lainnya dengan memperoleh bayaran (fee) atau
royalty. Contoh lisensi coca cola. Waralaba (franchiser) merupakan bentuk pemberian
lisensi yang lebih lengkap karena memberi konsep merk dan system operasi yang
lebih lengkap. Misal : KFC
3. Usaha patungan
Investor asing dan local bergabung membentuk usaha patungan (joint
venture) dimana mereka sama-sama mempunyai kepemilikan dan kendali.
4. Investasi Langsung
Kepemilikan langsung atas fasilitas atau produksi yang berbasis
diluar negeri. Perusahaan asing dapat membeli sebagian atau keseluruhan
kepemilikan perusahaan local ataupun dengan membangun fasilitasnya sendiri.
2.4 Isu-Isu Dalam
Pemasaran Global
Dalam ajang pemasaran global setidaknya ada empat isu sentral yang
patut mendapatkan pusat perhatian serius dari pemasar, yaitu:
1. Standarisasi Versus Adaptasi.
Isu staandarisasi versus adaptasi bukan hanya menyangkut aspek
produk dan merk, namun juga unsur bauran pemasaran lainnya seperti distribusi,
promosi, dan harga. Dalam konteks global branding keunggulan dan kelemahan
melakukan standarisasi (mengguakan satu merk global) versus adaptasi (beberapa
merk nasional berbeda).
2. Sensitivitas Cultural.
Perbedaan budaya merupakan faktor yang paling sihnifikan sekaligus
masalah paling pelik yang dihadapi perusahaan multinasional. Ketidakmampuan
pemasar memahami dan mengapresiasi faktor ini kerap kali berujung pada
kegagalan internasional.
3. Nasionalisme.
Dalam pemasaran global kerap kali dijumpai adanya stereo typing
tentang sikap terhadap produk buatan luar negeri. Banyak penelitian yang
mengungkap bahwa evaluasi yang dilakukan konsumen atas suatu produk tertentu
tidak hanya didasarkan pada daya tarik dan karateristik fisik produk saja,
tetapi juga berdasarkan negara asalnya (country of origin). Maksudnya, segala
pengaruh dari negara asal terhadap persepsi positif maupun negatif konsumen
terhadap produk dan merek tertentu.
4. Mode of Entry (strategi memasuki
pasar luar negeri)
Secara garis besar alternatif strategi memasuki pasar negara lain
meliputi: ekspor, kontraktual, wholly-owned subsidiaries, dan E-Marketing.
Ekspor masih dapat di klasifikasikan lebih lanjut menjadi ekspor tidak
langsung, ekspor bersama, dan ekspor langsung. Mode of entry kontraktual
terdiri atas lisensi-waralaba, contrac manufacturig dan usaha patungan.
Sedengkan wholly-owned subsidiaries meliputi akuisisi dan greenfield.
2.5 Konsep
Pemasaran Global
Pemasaran global adalah pemasaran berkala seluas dunia.
Peluang pasar selalu terbuka bagi semua pelaku usaha, tak terkecuali di pasar
ekspor. Yang penting mesti kreatif dan mau berinovasi dalam mengembangkan
pasar.Pelaku bisnis yang tangguh tentu tak mudah ditenggelamkan oleh setiap
perubahan tantangan bisnis meski tantangan yang datang semakin berat. Bagi para
pebisnis sejati, kesulitan justru menjadi cambuk yang melecut semangat untuk
memecahkannya sehingga usaha dapat semakin berkembang dan maju. Karakter
semacam itu tampaknya juga melekat pada sederet pengelola perusahaan di
Indonesia yang juga terlihat dari kinerja perusahaan yang dikelola yang
hasilnya memang super.
1. Kebutuhan, keinginan, dan permintaan.
Ada perbedaan antara kebutuhan, keinginan dan permintaan.
Kebutuhan manusia adalah keadaan dimana manusia merasa tidak memiliki kepuasan
dasar. Kebutuhan tidak diciptakan oleh masyarakat atau pemasar, namun sudah ada
dan terukir dalam hayati kondisi manusia. Keinginan adalah hasrat akan pemuas
tertentu dari kebutuhan tersebut. Keinginan manusia dibentuk oleh kekuatan dan
institusi sosial. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan sesuatu yang
didukung dengan kemampuan serta kesediaan membelinya. Keinginan menjadi
permintaan bila didukung dengan daya beli. Perbedaan ini bisa menjelaskan bahwa
pemasar tidak menciptakan kebutuhan; kebutuhan sudah ada sebelumnya Pemasar
mempengaruhi keinginan dan permintaan dengan membuat suatu produk yang cocok,
menarik, terjangkau dan mudah didapatkan oleh pelanggan yang dituju.
2. Produk.
Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan atau keinginan pelanggan. Pentingnya suatu produk fisik bukan
terletak pada kepelikannya tetapi pada jasa yang dapat diberikannya Oleh karena
itu dalam membuat produk harus memperhatikan produk fisik dan jasa yang
diberikan produk tersebut.
3. Nilai, Biaya dan Kepuasan.
Nilai, Biaya dan Kepuasan Nilai adalah perkiraan pelanggan tentang
kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya Setiap produk memiliki
kemampuan berbeda untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tetapi pelanggan akan
memilih produk mana yang akan memberi kepuasan total paling tinggi. Nilai
setiap produk sebenarnya tergantung dari seberapa jauh produk tersebut dapat
mendekati produk ideal, dalam ini termasuk harga.
4. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan.
Pertukaran, Transaksi dan Hubungan Kebutuhan dan keinginan manusia
serta nilai suatu produk bagi manusia tidak cukup untuk menjelaskan pemasaran.
Pemasaran timbul saat orang memutuskan untuk memenuhi kebutuhan serta
keinginannya dengan pertukaran. Pertukaran adalah salah satu cara mendapatkan
suatu produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai
gantinya. Pertukaran merupakan proses dan bukan kejadian sesaat. Masing-masing
pihak disebut berada dalam suatu pertukaran bila mereka berunding dan mengarah
pada suatu persetujuan. Jika persetujuan tercapai maka disebut transaksi.
Transaksi merupakan pertukaran nilai antara dua pihak. Untuk kelancaran dari
transaksi, maka hubungan yang baik dan saling percaya antara pelanggan,
distributor, penyalur dan pemasok akan membangun suatu ikan ekonomi, teknis
clan sosial yang kuat dengan mitranya. Sehingga transaksi tidak perlu
dinegosiasikan setiap kali, tetapi sudah menjadi hal yang rutin. Hal ini dapat
dicapai dengan menjanjikan serta menyerahkan mutu produk, pelayanan dan harga
yang wajar secara kesinambungan.
5. Pasar.
Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki
kebutuhan atau keinginan tertentu serta mau dan mampu turut dalam pertukaran
untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan itu. Istilah pasar untuk menunjukan
pada sejumlah pembeli dan penjual melakukan transaksi pada suatu produk.
6. Pemasaran dan Pemasar.
Pemasaran dan Pemasar Pemasaran adalah keinginan manusia dalam
hubungannya dengan pasar, pemasaran maksudnya bekerja dengan pasar untuk
mewujudkan transaksi yang mungkin terjadi dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginan manusia. Pemasaran adalah orang yang mencari sumber daya dari orang
lain dan mau menawarkan sesuatu yang bernilai untuk itu. Kalau satu pihak lebih
aktif mencari pertukaran daripada pihak lain, maka pihak pertama adalah pemasar
dan pihak kedua adalah calon pembeli.
2.6 Segmentasi
Pasar Global
Segmentasi Pasar adalah membagi sebuah pasar ke dalam
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menghendaki bauran produk
atau pemasar yang terpisah.
1. Pemasaran Massal (Mass Marketing):
penjual memproduksi, mendistribusikan, dan mempromosikan secara massal sebuah
produk kepada seluruh pembeli. Pemasar tersebut menciptakan pasar potensial
terbesar, biaya paling rendah, harga lebih rendah atau margin yang lebih
tinggi.
2. Pemasaran Segmen: perusahaan menyadari
bahwa pembeli berbeda dalam kebutuhan, persepsi, dan perilaku pembelian.
Perusahaan mengisolasi segmen yang lebar yang membentuk suatu pasar dan
mengadaptasi apa yang ditawarkannya agar lebih mendekati kebutuhan satu atau
beberapa segmen.
3. Pemasaran Ceruk: berfokus pada subgrup
di dalam segmen-segmen diatas. Suatu ceruk adalah suatu grup yang didefinisikan
dengan lebih sempit, biasanya diidentifikasi dengan memilah suatu segmen
menjadi beberapa subsegmen.
4. Pemasaran Mikro: Praktik penyesuaian
produk dan program pemasar agak cocok dengan cita rasa individu atau lokasi
tertentu.
2.7 Mengelola
Kegiatan Internasional
Dalam melakukan
aktivitas pemasaran internasional terdapat dalam tiga cara:
1. Departemen
Ekspor
Perusahaan terjun ke pemasaran internasional hanya melalui
pengiriman barang. Jika penjualan internasionalnya berkembang, perusahaan
membentuk departemen ekspor yang terdiri dari seorang manajer penjualan dan
beberapa orang asisten. Bila penjualan meningkat departemen ekspor diperluas
menjadi sub-sub departemen.
2. Divisi
Internasional
Divisi internasional diorganisasikan dengan berbagai cara. Staf
divisi internasional perusahaan terdiri dari para spesialis dalam pemasaran,
manufaktur, riset, keuangan, perencanaan, dan sumber daya manusia, mereka
merencanakan serta menyediakan pelayanan bagi berbagai unit operasi.
3. Organisasi
Global
Dalam organisasi global, manajemen puncak dan staf perusahaan
merencanakan fasilitas manufaktur, kebijakan pemasaran, arus finansial, dan
sistem logistik di seluruh dunia. Unit-unit operasi global melapor langsung
kepada kepala eksekutif atau komisi eksekutif yang dilatih untuk berpikir
dengan membentuk wawasan secara global.
BAB III
PEMBAHASAN
Studi Kasus Pada Coca Cola
The Coca Cola Company merupakan
perusahaan minuman terbesar dunia, dengan manufaktur terbesar, serta
distributor dan pemasar yang memusatkan penjualan minuman non-alkohol dan sirup
di Dunia. Perusahaan Coca Cola mulai dikenal masyarakat melalui salah satu
produknya yang terkenal, yaitu Coca-Cola. Coca-Cola atau Coke adalah minuman
bersoda kola yang dijual di berbagai restoran, toko, dan mesin pengecer di
lebih dari 200 negara. Coke adalah salah satu merek yang paling dikenal dan
paling luas penjualannya. Saingan utamanya adalah Pepsi.
Badan UsahaPerusahaan
Coca Cola
Perseroan Terbatas (PT), dulu disebut juga Naamloze Vennootschaap (NV),
adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri
dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang
dimilikinya. Karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat
diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu
membubarkan perusahaan. Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya
modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar. Kekayaan perusahaan terpisah
dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan sendiri.
Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan
perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu
sebanyak saham yang dimiliki. Apabila utang perusahaan melebihi kekayaan
perusahaan, maka kelebihan utang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para
pemegang saham. Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut
dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan
memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada
besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas.
Selain berasal dari saham, modal PT dapat pula berasal dari obligasi.
Keuntungan yang diperoleh para pemilik obligasi adalah mereka mendapatkan bunga
tetap tanpa menghiraukan untung atau ruginya perseroan terbatas tersebut.
Visi dan Misi Perusahaan
Visi dan misi
merupakan bagian yang ada cerminan apa yang dicari oleh perusahaan untuk
mencapai serta bagaimana mencapai hal tersebut semua memberikan arahan untuk
memastikan bahwa mereka yang ada di dalamnya bekerja untuk tujuan yang sama.
Vision :
•People : Being a
great place to work where people are inspired to be the best they can be.
•Planet : Being a
Responsible a global citizen that makes a difference.
•Portofolio : Bringing
to the world a portofolio of beverage brands that anticipate and satisty people
desires and needs.
•Partners : Maximizing
return to share owners while being mindful of out over all responsibilities.
Mission
We will reinvigorate
growth for our Company, and we will inspire our people. Likewise, our strategy
is simple: We will accomplish our goals by building a portfolio of branded
beverages, anchored in our icon, Coca-Cola®, and by enabling superior market execution
globally and locally - aligning and leveraging the power of our global network.
We are guided by shared Values that we will live by as a company as individual.
•Leadership : “ the
courage to shape a better future “
•Passion : “ Committed
in heart and Mind “
•Integrity : “ Be Real
“
•Accountability: “ IF
it is the it is up to me “
•Collaboration : “
Leverage Collective Genius “
•Innovation : “ Seek,
imagine, create “
•Quality : “ What We
do, We do well “
Tujuan Perusahaan :
Menjadikan perusahaan minuman bersoda no satu di dunia.
Dari Visi di atas maka
dapat di simpulkan bahwa visi tersebut termasuk dalam visi strategis
perusahaan. Di dalam visi tersebut di cantumkan visi perusahaan untuk jangka
panjang perusahaan
penyataan misi dapat
menjawab pertanyaan Visi pada perusahaan Coca- cola .
Logo dan Merk Coca Cola
John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari
Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup
karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat
sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua
huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama
dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal
di dunia. Coca-Cola logo, seperti produknya, merupakan logo dan merek paling
dikenal di seluruh dunia.
Warna merah dan putuh pada logo Coca-Cola dibuat sederhana serta mudah diingat oleh konsumen. Logo Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Atlanta Journal pada tahun 1915 serta muncul pada display Pemberton farmasi. Coca-Cola logo terdaftar menjadi merek dagang pada tahun 1887 dan semenjak itu menjadi identitas merek korporasi.
Warna merah dan putuh pada logo Coca-Cola dibuat sederhana serta mudah diingat oleh konsumen. Logo Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Atlanta Journal pada tahun 1915 serta muncul pada display Pemberton farmasi. Coca-Cola logo terdaftar menjadi merek dagang pada tahun 1887 dan semenjak itu menjadi identitas merek korporasi.
Strategi SDM
Pengembangan sumber daya manusia merupakan
salah satu focus utama manajemen coca cola dalam menyiapkan tenaga kerja yang
handal, dinamis dan penuh dedikasi. Yang sasaran coca cola tak lain ialah
memberi layanan yang prima dan memuaskan kepada lebih dari 200 juta konsumen
melalui sekitar 400,000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia. Coca cola
sendiri menyadari bahwa untuk meraih semua peluang yang ada, memberikan layanan
yang terbaik kepada para pelanggannya, dan untuk dapat mengahadapi tantangan
lingkungan bisnis yang kompetitif, tim-tim kami perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan yang memadai, serta sikap yang tepat.
Selama sejarah keberadaan Coca-Cola di Indonesia yang cukup lama, coca cola tetap menyelenggarakan berbagai pelatihan serta mengembangkan SDMnya untuk menjamin bahwa kemampuan bisnis perusahaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan mampu menghasilkan apa yang diharapkan dari mereka. Sementara itu, coca cola juga secara berkesinambungan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi untuk menduduki posisi-posisi penting di masa mendatang.Coca cola memiliki satu tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan-keterampilan fungsi teknis, bidang manajemen dan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola Company, Coca-Cola Amatil dan beberapa lembaga internasional lainnya. Kami menghadirkan kelompok fasilitator baik dari dalam organisasi sendiri, maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian bisnis yang tajam, pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta yang jauh lebih penting, "menjiwai pendidikan".
Selama sejarah keberadaan Coca-Cola di Indonesia yang cukup lama, coca cola tetap menyelenggarakan berbagai pelatihan serta mengembangkan SDMnya untuk menjamin bahwa kemampuan bisnis perusahaan senantiasa memenuhi tuntutan pasar, dan para karyawan mampu menghasilkan apa yang diharapkan dari mereka. Sementara itu, coca cola juga secara berkesinambungan merekrut tenaga-tenaga muda berpotensi untuk menduduki posisi-posisi penting di masa mendatang.Coca cola memiliki satu tim khusus yang bertugas meningkatkan keterampilan-keterampilan fungsi teknis, bidang manajemen dan kepemimpinan karyawan. Tim tersebut didukung dan disertifikasi oleh sejumlah lembaga pelatihan dan pengembangan SDM internasional. Diantaranya terdapat The Coca-Cola Company, Coca-Cola Amatil dan beberapa lembaga internasional lainnya. Kami menghadirkan kelompok fasilitator baik dari dalam organisasi sendiri, maupun dari lingkungan luar yang memiliki kepiawaian bisnis yang tajam, pengalaman kerja langsung dalam bidang-bidang terkait, serta yang jauh lebih penting, "menjiwai pendidikan".
Strategi Pemasaran Coca Cola
Penanganan proses pertukaran
memerlukan waktu dan keahlian yang banyak. Manajemen pemasaran akan terjadi
apabila sekurang-kurangnya satu pihak dari pertukaran potensial memikirkan cara
untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain sesuai dengan yang diinginkannya.
Dengan demikian, manajemen pemasaran dapat diartikan :
Manajemen pemasaran
adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi
serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
Manajemen Pemasaran
Coca Cola :
Coca-Cola memiliki
beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produknya.
Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen,
yaitu:
- Program Promosi
Mereka mempunyai
program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan
pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk.
- Layanan Konsumen
Di Coca-Cola,
Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan, didesain untuk
meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap
produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada
seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing.
- Area Marketing
Contractor
Terbatasnya
sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu,
sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor
informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan
mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan
dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar:
Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending.
- Layanan Produk
Pendingin
Riset membuktikan
bahwa 90% konsumen Coca-Cola ebih menyukai membeli produk dalam keadaan dingin.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin)
sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat
keuntungan para pelanggan.
-HoReCa
Dengan bekerjasama
dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama, Coca-Cola memberikan
beragam penawaran menarik melalui program HoReCa ini
Pemasaran Coca Cola
Inovasi adalah salah
satu kunci keberhasilan yang menjadikan Coca-Cola Indonesia semakin besar,
dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia
. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus
berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta
perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai
ciri khas tersendiri. Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta
potensi kekayaan alam Indonesia , Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan
produk-produk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji Coca-Cola
mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen
secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman
isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada
tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan
botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan
campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut “Fanta Oranggo”, setelah
pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula,
Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill – produk minuman Sirup dan Serbuk
instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang
ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi
pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan
minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam
kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea
dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir
2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang
unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol
gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi
kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi
terbaru.
Strategi pemasaran
Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai
program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik
melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan,
maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan
sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad
Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam
Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun
internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang
menarik masyarakat.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan Coca-Cola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.
Pemasaran Coca Cola di Indonesia
Coca-Cola Bottling
Indonesia merupakan salah satu produsen dan distributor minuman ringan
terkemuka di Indonesia. Kami memproduksi dan mendistribusikan produk-produk
berlisensi dari The Coca-Cola Company. Perusahaan memproduksi dan
mendistribusikan produk Coca-Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih
dari 120 pusat penjualan.Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang
yang terdiri dari perusahaan-perusahaan patungan (joint venture) antara
perusahaan-perusahaan lokal yang dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen
dan Coca-Cola Amatil Limited, yang merupakan salah satu produsen dan
distributor terbesar produk-produk Coca-Cola di dunia.
Coca-Cola Bottling
Indonesia memproduksi merek-merek inti seperti Coca-Cola, Sprite, Fanta, dan
Frestea di dalam pabrik-pabriknya yang tersebar di seluruh Indonesia. Untuk
menjaga agar mutu minuman yang dihasilkan sesuai dengan standar, kami
menerapkan dengan ketat proses produksi yang diakui secara internasional.
Pemberian kode-kode
pada setiap produk merupakan bagian terpenting dari keseluruhan proses. Dengan
kode-kode itu kami menjaga agar para pelanggan mendapatkan minuman kami dalam
rasanya yang terbaik.
Setiap kode
menunjukkan keterangan-keterangan tertentu tentang produk tersebut. Ada kode
yang menunjukkan keterangan tentang tanggal pembuatan. Ada kode yang lebih
rumit, terdiri atas huruf dan angka yang menunjukkan hari, bulan, shift, dan
pabrik tempat minuman tersebut dibuat. Ada lagi yang tidak tampak pada kemasan
karena tinta yang digunakan hanya dapat dibaca dengan teknologi khusus. Semua
itu menunjukkan komitment kami untuk memastikan bahwa teknologi, sumber daya
manusia maupun material yang kami pergunakan, semuanya tertuju untuk kepuasan
para pelanggan dan konsumen kami.
Coca-Cola Amatil
pertama kali berinvestasi di Indonesia pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola
saat ini merupakan pengusaha Indonesia yang juga adalah mitra usaha saat
perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di Indonesia. Produksi pertama
Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di satu pabrik yang berlokasi di
Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya sekitar 10.000 krat.Saat itu
perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan mengoperasikan tiga buah
kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun 1980-an, berdiri 11
perusahaan independen di seluruh Indonesia guna memproduksi dan
mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company. Pada awal tahun 1990-an,
beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut mulai bergabung menjadi satu.
Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari perusahaan-perusahaan tersebut
bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang kini dikenal sebagai Coca-Cola
Bottling Indonesia.Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang,
jutaan krat produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000
gerai eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.
BAB IV
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pemasaran global
adalah proses menfokuskan sumber daya (manusia, uang, aset fisik) dan
tujuan-tujuan dari suatu organisasi untuk memperoleh kesempatan dan menanggapi
ancaman pasar global.
Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam memasuki dunia pasar global yaitu, memutuskan untuk
berekspansi ke luar negeri, memutuskan pasar mana yang akan dimasuki (berapa
banyak pasar yang akan dimasuki, dan bagaimana pasar negara maju versus pasar
negara berkembang), dan mengevaluasi pasar potensial.
Dalam ajang pemasaran
global setidaknya ada empat isu sentral yang patut mendapatkan pusat perhatian
serius dari pemasar, yaitu standarisasi versus adaptasi, sensitivitas kultural,
nasionalisme, dan mode of entry (strategi memasuki pasar luar negeri). Dalam
konsep pemasaran global mencakup beberapa hal diantaranya yaitu, kebutuhan,
keinginan, dan permintaan, produk, nilai, biaya dan kepuasan,
pertukaran, transaksi dan hubungan, pasar, pemasaran
dan pemasar. Segmentasi pasar global dibagi dalam beberapa segmen,
yaitu pemasaran massal (mass marketing), pemasaran segmen, pemasaran ceruk, dan
pemasaran mikro.
DAFTAR
PUSTAKA
Kotler, Philip dan
Kevin Lane Keller. Manajemen Pemasaran Edisi Tiga Belas. Jakarta:
Erlangga. 2008.
Tjiptono, Fandy dan
Gregorius Chandra. Pemasaran Strategik Edisi 2. Yogyakarta:
Penerbit Andi. 2012
http://adiputra11111.blogspot.com/2011/12/makalah-konsep-pemasaran-global.html
http://internasional-pemasaran.blogspot.com/2012/12/studi-kasus.html
Komentar
Posting Komentar