Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Transportasi Publik yang Terintegrasi, Efisien, Efektif, dan Manusiawi

Gambar
Ketika membicarakan transportasi terutama di daerah perkotaan, biasanya ada hubungannya dengan masalah kemacetan. Kemacetan di daerah perkotaan sudah menjadi hal yang biasa menurut masyarakat yang sering kali menikmatinya. kemacetan tersebut disebabkan banyak hal seperti, masih banyaknya pengguna transportasi lebih memilih untuk menggunakan kendaraan pribadinya baik itu mobil atau pun motor yang mengakibatkan menumpuknya jumlah kendaraan. Selain menyebabkan kemacetan, dengan menumpuknya kendaraan tersebut dapat meningkatkan angka kecelakaan yang sering kali terjadi pada kendaraan pribadi. Sampai saat ini pemerintah sudah mencoba mencari solusi untuk mengurangi kemacetan tersebut dengan cara melebarkan jalan, menyiapkan transportasi umum seperti, (angkot) angkutan kota, transjakarta, krl (kereta rel listrik), dan lain-lain. Namun masih banyak masyarakat yang memiliki banyak alasan untuk tidak menggunakan fasilitas tersebut. Sebenarnya mencari solusi untuk mengurangi

Opini Tentang Terorisme di Indonesia

Terorisme di Indonesia merupakan terorisme di Indonesia yang dilakukan oleh grup teror Jemaah Islamiyah yang berhubungan dengan al-Qaeda . Sejak tahun 2002, beberapa "target negara Barat" telah diserang. Korban yang jatuh adalah turis Barat dan juga penduduk Indonesia. Terorisme di Indonesia dimulai tahun 2000 dengan terjadinya Bom Bursa Efek Jakarta , diikuti dengan empat serangan besar lainnya, dan yang paling mematikan adalah Bom Bali 2002 .

Analisi Lagu Nusantara I ( 1971 )

Lirik lagunya : Kuharap kau tidak akan cemburu Melihat hidupku Hidupku bebas selalu kawanku Tiada yang memburu oh Dinusantara yang indah rumahku Kamu harus tahu Tanah permata tak kenal kecewa Dikatulistiwa Reff: Hutannya lebat seperti rambutku Gunungnya tinggi seperti hatiku Lautnya luas seperti jiwaku Alamnya ramah seperti senyumku Analisis Lagu :  Jilid pertama, juga terbaik, dari seri lagu “Nusantara” milik Koes Plus yang berakhir sampai nomor delapan. Tak perlu neko-neko bagi Koes Plus untuk mengungkapkan puja-puji mereka terhadap tanah air. “Tanahnya subur seperti tubuhku/Unggasnya bebas seperti hidupku ,” lantun Yon Koeswoyo, mengundang senyum kepada pendengarnya. Jurnalis musik senior Denny MR dengan akurat pernah menulis, “Judul lagu yang berjilid-jilid ini seperti ingin menggeser pemahaman usang bahwa sebutan pahlawan hanya layak diberikan bagi mereka yang mengangkat senjata di zaman revolusi fisik.”

Tahapan Upacara Pernikahan Betawi

Jakarta pernah mengalami beberapa kali pergantian nama, di masa penjajahan Belanda ia dinamakan Batavia, kemudian berganti nama menjadi Jayakarta dan sedikit diubah menjadi Jakarta yang namanya dipakai hingga kini. Menjadi nadi pusat ibukota, Jakarta yang menginjak hari jadinya yang ke-486, menyimpan sejuta cerita bagi masyarakat Betawi itu sendiri, maupun para perantau. Kota Jakarta yang katanya tanah orang Betawi kian hari masyarakatnya harus menepi, dan berbagi kepada pendatang. Meski sudah banyak yang hijrah keluar dari tanah Jakarta, masyarakat Betawi tetap memegang teguh budayanya, terutama budaya pernikahan Betawi yang akan diulas dalam artikel ini. Masyarakat Betawi memiliki ragam tata cara pernikahan dengan karakteristik yang cukup unik. Dialog spontan, rileks dan terkesan ceplas ceplos  menjadi salah satu ciri khas yang bukan hanya menarik minat untuk diikuti tetapi juga penuh dengan makna. Berikut kami paparkan beberapa tata cara adat pernikahan  yang masih sering dil